Kamis, 25 Desember 2014

Tim Penyidik Kembali Periksa Saksi Tipikor PNPM Cikdiang

Ilustrasi, Net
SUKABUMI - Pemeriksaan kepada sejumlah saksi terkait dugaan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Kecamatan Cikidang. Tim penyidik Kejaksaan Negeri (Kejari) Cibadak kembali melakukan pemanggilan pada empat saksi, dari empat yang dijadwalkan diperiksa, dua diantaranya mangkir dari panggilan. Tim penyidik pun akhirnya hanya memeriksa dua orang saksi pada Rabu (17/12).
Ke empat orang yang dijadwalkan datang diantaranya, Penanggung Jawab Operasional Kegiatan (PJOK) Kecamatan Cikidang tahun 2009, Rahmat Mulyadi (40), Ketua Fasilitator Kabupaten, Asep (38), Ketua UPK tahun 2010, Broto (40) dan peminjam Simpan Pinjam Perempuan (SPP) ujar Kepala Kejari Cibadak melalui Kasipidsus Kejari Cibadak, Bahrin Idris.
"Namun yang hadir cuma dua orang, yakni Rahmat Mulyadi dan Asep. Dua orang lagi tidak datang," Alasan kedua orang saksi yang tak hadir lanjut Bahrin, satu orang ke luar kota dan satu lagi tidak jelas alasannya. Kendati demikian, keduanya akan kembali dipanggil untuk memberikan keterangan pada proses penyidikan kasus dugaan Tipikor ini," ujar Bahrin Idris kepada Lensa Nasional, Kamis (18/12).
"Pak Broto itu ke luar kota, namun Iwan tidak jelas alasannya. Yang jelas akan kita panggil lagi, ini demi kelancaran proses penyidikan kasus dugaan Tipikor," terangnya.
Terkait dengan pemeriksaan kepada kedua orang ini lanjut Bahrin, tim penyidik mencecar sejumlah pertanyaan sekitar seputar aliran dana PNPM yang telah dipinjamkan maupun dicairkan. Hal ini menurut Bahrin, keterangannya sangat penting untuk mengetahui dan menentukan tersangka lainnya.
"Saudara Rahmat mulyadi kami cecar pertanyaan sebanyak 25 pertanyaan sementara Asep 30 pertanyaan terkait aliran dana yang dipinjamkan dan digulirkan," tandasnya. (Anry
Baca Selengkapnya

Reses, Warga Pondokkaso Lendeuh Curhat ke Dewan

Yusuf Puadz
SUKABUMI - Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat dari fraksi PPP, Yusuf Fuadz  menggelar reses di Desa Pondok Kaso Landeuh, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, Jumat (19/12/2014).
Yusuf Fuadz mengungkapkan, reses ini dalam rangka melakukan sinkronisasi program kerja antara perencanaan pembangunan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan masyarakat. "Insya Allah ini akan menjadi bagian kita dalam membangun Kabupaten Sukabumi serta mewujudkan peran dan kinerja DPRD Provinsi Jabar yang lebih bermanfaat untuk daerah dan masyarakat," ungkapnya.
Lanjut dia menjelaskan, selain sebagai silaturahmi kegiatan ini diisi dengan Reses untuk mendapatkan masukan. "Kami membutuhkan masukan bagi perbaikan pembangunan dan kami sudah menampung beberapa masukan diantaranya mengenai Tempat Pemakaman Umun (TPU).
Sejauh ini banyak Desa yang kesulitan masalah TPU, ada yang didepan rumah, dipinggir rumah yang dijadikan tempat pemakaman. Maka dari itu kita akan pelajari dulu diperbolehkan atau tidak tentang TPU dan anggarannya ada atau tidak, sementara ini program untuk TPU belum ada makanya akan kita pelajari dulu," jelas Yusuf.
Selain itu, Yusuf juga menyinggung soal pembangunan jalan tol Bogor Ciawi Sukabumi (BOCIMI). Menurutnya, Pemerintah sedang berupaya untuk membuka jalur BOCIMI dan telah mengucurkan dana kepada PT Jaya Sarana untuk pembebasan lahan sebesar 100 miliar untuk dua tempat  di Cisundauh Sumedang dan Sukabumi.
"Gubernur juga sudah janji, bahwa pada awal tahun 2015 mendatang sudah mulai pengerjaannya. Karena tahun sebelumnya kami kesulitan mengenai pembebasan lahan, maka pada tahun 2015 Pemerintah akan mengupayakan untuk proses pembebasan lahan demi terlaksananya pembangunan jalur Tol Bocimi," pungkasnya.  (Dd)
 
Sumber: Lensa Nasional
Baca Selengkapnya

Pejabat Kemenag dan Pemkab Sukabumi Diperiksa

Kasipidsus Kejari Cibadak, Bahrin Idris
SUKABUMI - Pemeriksaan terhadap beberapa saksi terkait Pelaksanaan Ibadah Haji tahun 2014 oleh Kejari Cibadak Kabupaten Sukabumi,  Kamis (18/12/14), di ruang Pidana Khusus (Pidsus) Kejari Cibadak.


Dalam pemeriksaan nya Kejari Cibadak menghadirkan empat pejabat yang terkait dalam pelaksanaan haji, masing-masing dua dari Kementrian Agama (Kemenag) Sukabumi dan dua dari Pemeritah Kabupaten (Pemkab) Sukabumi.



Pejabat Kemenag adalah Bagian Pelaksana Haji dan Umroh Abdul Manan serta bendaharanya, Eti Nurhayati, Sedangkan dua pejabat Pemkab adalah Kabag Sarana Keagamaan, Ali Iskandar dan Asda III, Asep Abdul Wasit.



”Hari ini kita lanjutkan kembali pemeriksaan, kita panggil empat pejabat terkait dalam pelaksanaan haji,” jelas Kepala Kejari Cibadak melalui Kasi Pidsus, Bahrin Idris kepada Lensa Nasional (19/12/14).



Bahrin menjelaskan, materi pemeriksaan terhadap pejabat Kemenag memasuki wilayah anggaran biaya pemberangkatan haji pada jamaah luar Sukabumi. Ada kecurigaan, dari data sebelumnya tercantum biaya ongkos calon haji luar Sukabumi dari Rp75 juta tapi menjadi Rp80 juta. ” Nah kita mulai masuk pada pemeriksaan terkait anggaran ongkos haji, karena data sebelumnya biayanya bervariasi,” jelasnya.



Dalam pemeriksaan ini, lanjut Bahrin, pejabat Kemenag dicecar sebanyak 20 sampai 30 pertanyaan. Sejauh ini keempat pejabat yang diperiksan sangat kooperatif. ” Kita tanya terkait biaya naik haji yang melebihi Ongkos Naik Haji (ONH) resmi, selebihnya itu bagian materi pemeriksaan dan mereka masih kooperatif,” pungkasnya. (Anry)
Sumber: Lensa Nasional
Baca Selengkapnya

Dongkrak Keterampilan Masyarakat, LPPNU Gandeng KPDT

CIBADAK - Lembaga Pengembangan Pertanian Nahdlatul Ulama (LPPNU) Kabupaten Sukabumi bersama Kementrian Pembangunan Daerah Teritinggal (KPDT) kembangkan sumberdaya hayati melalui diversifikasi pangan lokal kacang kedelai di Gedung Laboratorium SMKN 1 Cibadak, kemarin. Tujuannya untuk meningkatkan keterampilan kelompok masyarakat dalam pengelohan berbahan dasar kedelai untuk dapat diolah menjadi beberapa komoditas produk makanan yang sudah menjadi kebutuhan masyarakat pada umumnya.

Menurut Ketua LPPNU Kabupaten Sukabumi Very Verdiansyah, dalam kegiatan praktek usai diklat itu. Kelompok diajarkan cara membuat tahu terlebih dahulu, lalu dikembangkan kembali dalam beberapa produk lainnya. Seperti, fithza, ice cream. Sosis, toufu tarlet dan cup cakem. "Beberapa produk tersebut semuanya berbahan dasar dari kedelai," ujarnya kepada Radar Sukabumi.

Praktek diselenggarakan di SMKN 1 parakansalak. Sebab, peralatan dan tim ahli sangat mendukung. Serta adanya kemitraan antara lembaga dengan kelompok masyarakat di bawah binaan kelompok LPPNU yang diikuti oleh tiga kelompok dari tiga kecamatan, yang pertama dari kelompok Usha Tani Nusantara Kecamatan Kabandungan, kedua kelompok Usaha Tani Nusantara Kecamatan Kalapanunggal dan Kelompok Bumi Rezeqi Sukatani Parakansalak. "Para peserta dan pelajar ini bisa sharing tentang berbagai produk yang bisa diolah. Apalagi didukung dengan peralatan yang kumplit," imbuhnya.

Pasca bintek ini lanjut Very, diharapkan bisa dikembangkan oleh kelompok masyarakat di masing-masing wilayahnya dengan diwadahi oleh koperasi kedelai nusantara yang dibimbing terus oleh LPPNU. Kedepannya kelompok ini memprodak dan dijual ke jejering LPPNU sendiri. Sehingga disitu terbentuk jejaring kera, mulai dari produksi, distribudi dan konsumen. "Dengan seperti ini tentu akan mennciptakan ruang usaha yang dibangun oleh masyarakat itu sendiri. Pada intinya akan terbangun kemandirian dan kedaulatan pangan dibasisi masyarakat atau greslut," tambahnya.

Point inilah akan tercipta nilai tambah masyaraakat dari satu UMR menjadi dua UMR. Sehingga tercipta keluarga tani Nahdiyin yang sejahtera dan mandiri. Dengan mengajak mereka lebih kreatif dalam pemanfaatan sumberdaya hayati melalui diversifikasi pangan lokal. Dalam hal ini pihaknya memilih kacang kedelai untuk menjadikan bahan dasar dalam pembuatan berbagai produk makanan. "Dengan adanya pelatihan bagi para peserta ini diharaapkan mereka mampu meningkatkan kapasitas sumberdaya kelompok masyarakat dalam aspek keterampilannya termasuk mengembangkan karakter kewirausahaannya," pungkasnya. (lan)

Sumber: Radar Sukabumi
Baca Selengkapnya

Cegah Macet, 185 Personil Dishub Disiagakan

CIKEMBAR - Mengantisipasi terjadinya kemacetan menjelang pergantian tahun yang hanya sepekan lagi, 185 petugas dari Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Kabupaten Sukabumi diterjunkan untuk membantu pihak kepolisian dalam mengatur arus lalu lintas. Semuanya akan disebar disejumlah titik yang rawan terjadinya kemacetan.

Informasi yang dihimpun, sebanyak 185 personil nantinya akan disebar di sepanjang wilayah Kabupaten Sukabumi dengan tugas dan tanggung jawab yang berbeda. 100 personil untuk mengatur Lalin, 25 personil di Posko Induk, 50 personil dipelayanan Terminal dan 10 personil bersiaga Penerangan Jalan Umum (PJU).

"Seluruhnya mereka akan ditempatkan di enam wilayah yang rawan terjadinya kemacetan," ujar Kepala Dishubkominfo Kabupaten Sukabumi, Thendy Hendrayana usai apel gelar pasukan Pam Perayaan Natal dan Tahun Baru di halaman Dishubkominfo, Rabu (24/12).

Keenam wilayah tersebut lanjut orang nomor satu di Dishubkominfo itu, yakni di Wilayah Cicurug dengan 10 titik kemacetan persimpangan dan pasar, wilayah Cibadak 6 titik kemacetan, wilayah Cikembar 4 titik kemacetan, Palabuhanratu 13 titik kemacetan, Surade 10 titik kemacetan dan wilayah Sagaranten 1 titik kemacetan dengan difokuskan di Terminal Sagaranten.

"Dari enam titik tersebut, titik paling rawan kemacetan ada di jalur jalan nasional yaitu Cicurug, Cibadak, Cikembar dan Palabuhanratu," terangnya.

Diakui Thendi, saat ini kepadatan kendaraan sudah mulai nampak disepanjang jalur nasional. Menurutnya, puncak kepadatan akan terjadi pada malam puncak pergantian tahun dan tiga hari setelah pergantian tahun.

"Peningkatan kendaraan kini juga sudah mulai terasa, persiapan yang kami lakukan ini tentu dalam upaya pelayanan kepada masyarakat baik orang Sukabumi maupun pengunjung Sukabumi," tukasnya.

Sementara itu, Adjo Sardjono yang bertindak sebagai inspektur apel menegaskan, selain harus tetap bersiaga dalam melakasanakan tugas di lapangan, kondisi kesehatan personil juga harus diperhatikan. Sehingga, dalam melaksanakan tugas pada waktunya, akan berjalan dengan maksimal dan optimal.

"Apalagi sekarang musim hujan, harus diperhatikan juga kesehatan semua personil. Semoga saja, musim liburan akhir tahun berjalan dengan lancar, aman dan tertib," singkatnya. (ren)

Sumber: Radar Sukabumi
Baca Selengkapnya

Lupa Matikan Kompor, Mak Ocih Terpanggang

WARUNGKIARA - Mak Ocih (68), warga Kampung Lebaksari Rt 03/04 Desa Sukaharja Kecamatan Warungkiara tewas terpanggang kobaran api yang melumat gubuk kecilnya. Diduga, api yang berasal dari kompor minyak tanah menjadi penyebab kebakaran. Jenazah korban langsung dikebumikan tak jauh dari tempat kejadian.

Informasi yang dihimpun, kebakaran yang merenggut nyawa nenek tua itu terjadi sekitar pukul 09.30 WIB, Rabu (24/12) kemarin. Saat itu, kondisi kampung tengah sepi lantaran warga setempat tengah sibuk dengan aktivitas masing-masing baik di ladang maupun di sawah. Sementara Mak Ocih yang hidup sebatang kara, diduga sebelum kejadian tersebut tengah memasak kemudian lelap tertidur.

Seorang saksi mata, Ai Nurhenti (22) mengatakan, sebelum dirinya mengetahui rumah Mak Ocih terbakar, ia melihat kepulan asap tebal melumbung di halaman rumahnya. Penasaran dengan asap tebal tersebut, ia langsung ke luar rumah dan didapatilah api yang sudah membesar sedang melahap rumah Mak Ocih.

"Saya kaget ketika melihat kobaran api, saya pun langsung berteriak meminta tolong kepada tetangga yang lain," ujar Ai kepada Radar Sukabumi saat di lokasi.

Setelah meminta tolong kepada tetangga yang lain lanjut Ai, warga sekitar pun langsung bersibaku memadamkan amukan si jago merah tersebut. Alhasil, 30 menit kemudian api akhirnya bisa dipadamkan. Namun, setelah api reda, nampak sesosok jasad yang sudah hangus terbakar.

"Di situ diketahui ada jasad yang sudah terpanggang dan tak bernyawa lagi. Jasad itu ternyata Mak Ocih," jelas Ai.

Sementara itu, Kades Sukaharja, Adi Ruhiyat saat di lokasi menambahkan, kebakaran yang merenggut satu korban itu diduga berasal dari api kompor minyak tanah. Pasalnya, usai api berhasil dipadamkan, terdapat kompor minyak tanah dan tempat memasak nasi tepat di atasnya.

"Api dari kompor yang digunakan memasak, kayaknya Mak Ocih ini ketiduran ketika memasak," timpal Adi.

Melihat kondisi rumah dan keadaan korban lanjut Adi, jasad Mak Ocih tidak dilakukan otopsi. Setelah jasad yang sudah penuh dengan luka bakar itu diurus warga setempat, akhirnya jasad nenek malang asal Palabuhanratu itu langsung dikembumikan.

"Petugas kepolisian pun sudah datang tadi, jadi jasad beliau akan langsung kami kebumikan," tandasnya.

Pantauan Radar Sukabumi, rumah berukuran 2x3 meter milik wanita renta yang kesehariannya sebagai pengemis itu kini telah rata dengan tanah akibat dahsyatnya amukan si jago merah. Tempat tidur yang tidak jauh dari tempat tidur Mak Ocih nampak masih mengepulkan asap sisa kebakaran. Kejadian tersebut mengundang perhatian warga setempat. (ren)

Sumber: Radar Sukabumi
Baca Selengkapnya